SURAT DARI TEMAN TAHUN 2070


SURAT DARI TEMAN TAHUN 2070

Dokumen ini dipublikasi di majalah “Crónica de los Tiempos” April 2002.

(Translation in free bahasa: Yuliana Suliyanti, Aug 2007)

Aku hidup di tahun 2070.

Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.

Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.

Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.

Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun

Semua sangat berbeda.

Masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang dibasahi dengan minyak mineral.

Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.

Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng.

Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: ”JANGAN MEMBUANG BUANG AIR”
Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.

Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.

Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering.

Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.

Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.

Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.

Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi.

80% makanan adalah makanan sintetis.

Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.

Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.

Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.

Manusia tidak bisa membuat air.

Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morphology manusia mengalami perubahan…

…yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari.
[31,102 galon]

Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.

Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.

Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.

Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.

Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.

Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.

Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.

Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau.

Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau.

Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.

Dia bertanya:

– Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku…

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga!

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi …

Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.

Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunanmu kelak.

AIR DAN BUMI DEMI MASA DEPAN!

Auteur : Ria Ellwanger, en collaboration avec Lopez Chavez Ariel Alahin riaellw@globo.com, alainlopez909@hotmail.com

Texte : revue “Crónica de los Tiempos“, d’avril 2002.

Musique: Chopin – Tristesse

Images : Getty Images

Traduction française “maison”: Eva Sagasti generationsfutures.net

Free English translation: Daniel T. Brunner daniel_to_b@hotmail.com

Free Bahasa translation: Yuli Suliyanti yuliana suliyanti@yahoo.co.id

12 Tanggapan

  1. asalam.wr.wb
    actually i have read your writing, i agree with you bro, i will try to make a curriculum about how to save our environment with natural wisdom
    great letter very great letter
    wasalam.wr.wb

  2. saya sangat setuju…..sekarang saja kita sulit mencari air bersih di sungai….bumi ini sebenarnya bukan milik kita tapi titipan Tuhan untuk anak cucu penerus kita….alangkah berdosanya kita apabila mewariskan sampah, gas buang dan polusi pada cucu kita. mari kita dukung gerakan bumi hijau dan langit biru…….bravo……..!!

  3. Like this letter very much…!!!!
    Let’s save our environment….. for our child…

    Mulai dari diri sendiri dan orang sekeliling kita….
    Hemat menggunakan air… Hilangkan ke-egoisan dalam menggunakan air…
    Kurangi konsumsi barang yang akan menjadi sampah… termasuk plastik…!!!!
    Buang sampah pada tempatnya… jangan biarkan sampah-sampah dengan nyamannya berada dimana-mana… disekeliling kita…
    Jadikan Indonesia negeri yang bersih… bebaskan sampah di jalan-jalan… SADARLAH WAHAI SAUDARAKU…!!! Jangan kau biarkan negara ini menjadi tumpukan sampah tanpa penanggung jawab….
    Dan… Mari kita menanam 1000 pohon untuk negeri kita tercinta….

    • iya kita harus menjga kelestarian, ceritanya bagus semoga keaddan nanti jngan sperti itu kita hrus menanam pohon dan jngan membuaang-buang air

      BILIFANO

  4. AKU JANJI TDK KAN MEMBUANG AIR DGN PERCUMA

  5. ya ampun, saya turut berduka,.. terimakasih telah membawa kabar dari masa depan,. kami akan berusaha semampu kami untuk mencegah semua itu terjadi.. mulai dari diri sendiri dan saat ini…

  6. cerita yg sangt mengerikn,,,,,,,,
    coz, q dalah slh 1 org yg pling suka dgn air,

    mulai skrang mari qta triakn ‘SAVE TO EARTH’

    tuk masa depan yg lbh baek…..

  7. titip pesen dong sm yg bikin surat itu…saya di tahun 2070 dah punya anak berapa? tinggal dimana n apa sy jadi nikah sama Rasti anaknya pak Soleh juragan tempe?…

  8. Alhamdulilllah..akhirnya aku sadar betapa pentingnya air dan penjagaan lingkungan bagi Alam ini..
    terima kasih telah memberi kabar tentang masa depan,akan aku jadikan gambaran itu sebagai tolak ukur atas tindakanku terhadap air dan lingkungan..
    InsyaAllah akan aku kbarkan juga surat ini ke teman2 yang lain agar kami juga mengetahui gmbaran masa depan kami,agar dmpaknya tidk dirasakan oleh anak cucu kami..
    sekali lagi terima kasih..

  9. sedih sekali bacanya 😥
    aku ga mau buang* air lagi deh ..
    kasian cucu akuu T.T

  10. let’s save the water

Tinggalkan komentar